Mengawali blog dengan Doa Al Fatihah
Assalamualaikum,
Bismillah
Mengawali Blog Simbah ini penulis mencoba untuk mengucapkan syukur atas terbentuknya "ceritaeyangsimbah.blogspot.co.id". Semoga blog yang penulis buat ini sangat bermanfaat untuk kita semua dan khususnya bagi penulis. Saling berbagi merupakan sifat manusia sebagai makhluk sosial. Untuk itu penulis mengajak seluruh pembaca maupun penulis sendiri untuk saling berbagi dalam hal yang positif. Dengan saling berbagi Insya Allah akan memberikan berkah bagi kita semua. Mari kita saling memberikan informasi - informasi yang bermanfaat. Dengan Al Fatihah penulis mengawali terbentuknya blog simbah. Jika ada kritik dan saran untuk kemajuan blog ini kami ucapkan banyak terima kasih.
Di Blog "simbah" ini mencoba untuk mengambil referensi tentang Al Fatihah Wikipedia Indonesia. Hal ini penulis pakai untuk mengingatkan dan menambah keimanan penulis terkait keutamaan dari Al Fatihah tersebut semoga bermanfaat bagi penulis dan kita semua
Surah Al-Fatihah (Arab: الفاتح
, al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam Al-Qur'an.
Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah
yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada
dalam Al-Qur'an.
Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena
dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an
(أمّ القرءان; induk al-Quran) atau Ummul Kitab (أمّ الكتاب;
induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan
pula As Sab'ul matsaany (السبع المثاني; tujuh yang
berulang-ulang) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang
dalam salat.
Keimanan
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
terdapat dalam ayat 2, di mana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan
ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta
dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Di antara nikmat itu
ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb
(ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tidak
hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah
(التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan.
Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat
oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari
Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan
dan Penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh
manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber berbagai macam ilmu
pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan
kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat.
"Dengan nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai Hari Pembalasan."
Yang dimaksud dengan "Yang Menguasai Hari
Pembalasan" ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu
tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada
siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap
perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang
terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.
"Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan."
Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan
masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup dinyatakan
dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu:
'"Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin"' (إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين; hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya
kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap
perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
"Tunjukilah kami jalan yang
lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat. "
Di bagian akhir surat Al Faatihah disebutkan
permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan ke jalan yang lurus, sedang
surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup
sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.
Hukum-hukum
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh
jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud
"Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya
keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan
maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
Kisah-kisah
Kisah para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang
menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al -Quran memuat kisah-kisah
para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan
orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para nabi, para shiddieqiin (صدّيقين;
orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (شهداء; orang-orang
yang mati syahid), shaalihiin (صالحين; orang-orang yang saleh).
Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang
menyimpang dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat
dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.
Al-Fatihah
Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang
penting dalam salat.
Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini. Dalam hadits dinyatakan
bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang
"buntung" dan "tidak sempurna". Walau begitu, hal tersebut
tidak berlaku bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain
disebutkan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:
"Maha Suci Allah, segala
puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada
daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."
Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca setelah
pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Aamiin"
dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu).
Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus
diiringi dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga
hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.
Disebutkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang
dicontohkan Nabi
Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai
membacanya, misal:
Bismillāhir
rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu
lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki
yaumiddīn (jeda) dan seterusnya.
Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki
yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma
panjang.
Dalam salat, Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata
"Aamiin". "Aamiin" dalam salat Jahr biasanya didahului
oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Aamiin"
diharuskan dengan suara keras dan panjang. Dalam hadits disebutkan bahwa makmum
harus mengucapkan "aamiin" karena malaikat juga
mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "aamiin"
diucapkan apabila imam mengucapkannya.
Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat
ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang
sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh
bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga akhir
salat, disebut Salat Sir (membaca tanpa suara).
Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat
Ashar di mana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat
Sir, terdapat pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras.
Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat
Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah,
Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan
pada saat itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam
karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum
diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.
Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan
diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:
"Rasulullah
bersabda, "Wahai Abu Bakar, saya telah lewat di depan rumahmu ketika
engkau salat
Lail dengan bacaan lirih." Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah,
Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda kepada Umar,
"Aku telah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan
yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang
terlelap dan mengusir setan." Nabi Muhammad
bersabda, "Wahai Abu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar
dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."
Penutup
Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok
syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang
113 surat berikutnya.
Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan
surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan
yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.
Kontroversi
Beberapa mazhab memiliki pandangan yang berbeda mengenai basmalah dalam
surat Al Fatihah. Hal ini berkaitan pula dengan sah atau batalnya salat fardu jika
keliru membaca surat Al-Faatihah.
- Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa salat tidak sah bila tidak membaca bismillah karena bismillah adalah kalimat suci yang diucapkan oleh Allah sendiri dalam surat Al-Faatihah. Pandangan ini banyak dianut oleh Nahdlatul Ulama dan kaum muslim di Indonesia.
- Mazhab Maliki berpendapat bahwa basmalah tidak pernah diucapkan oleh Allah dalam surat Al-Faatihah. Hal ini dianggap bersifat makruh; tidak kena dosa tetapi juga tidak dapat pahala. Pandangan ini banyak dianut oleh imam besar di masjid Nabawi (Medinah) dan masjidil Haram (Mekah).
- Mazhab Hanafi menyetujui mazhab Maliki bahwa '"Bismillah"' tidak pernah diucapkan Allah dalam surat Al Faatihah, namun mereka mengambil posisi tengah (tepatnya ambigu) dengan cara mengucapkan Bismillah secara pelan saja. Pandangan ini banyak dianut di India, Pakistan dan Asia Tengah.
Nama lain Al Fatihah
Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah
ini sering juga disebut Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul
Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul
Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama
tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (الصلاة, Salat), al-Hamd
(الحمد, Pujian), Al-Wafiyah (الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz
(الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa
(Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang
Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru
(Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari
Kesesatan).
No comments:
Post a Comment