Saturday 30 September 2017

DEFENSIVE DRIVING MERUPAKAN KUNCI DARI KESELAMATAN SAAT BERKENDARA


Setiap orang dalam berkendara pasti menginginkan untuk selamat. Tetapi saat ini masih banyak pengendara yang masih belum memiliki kesadaran tentang keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Banyak ditemukan pengendara mobil yang baru bisa mengendarai mobil tetapi sudah berani melewati jalan umum tanpa didampingi oleh yang sudah pengalaman dalam berkendara. Perlu adanya kesadaran bagi masyarakat untuk berkendara tanpa harus mempertaruhkan nyawanya sendiri maupun nyawa orang lain. Disini diperlukan adanya berkendara yang aman dan selamat atau Defensive Driving. Pengertian dari Defensive Driving sendiri adalah perilaku dari pengemudi kendaraan yang dapat membuat terhindar dari masalah, dalam hal ini masalah yang ditimbulkan dari pengemudinya atau dari orang disekitar. Perlu adanya pendekatan secara intensive dalam memberikan pengetahuan kepada pengemudi bagaimana berkendara dengan aman, benar, efisien dan bertanggung jawab.

Ada empat kunci untuk menjadi pengemudi yang defensive :


1.    Alertness (Kewaspadaan), Artinya pengendara diwajibkan untuk lebih siap dan siaga dari segala yang ada di hadapi saat berkendara. Pengendara     akan selalu bertindak benar dalam menghadapi ataupun merespon hal atau kesalahan dari pengendara lain. Pengendara diwajibkan lebih waspada     segala yang akan mengggangu dalam konsentrasi berkendara.  Adanya kemungkinan - kemungkinan penyeberang jalan yang secara tiba - tiba, adanya     pengendara lain yang menyalip dari sebelah kiri, adanya binatang yang menyeberang dan sebagainya.

2.    Awareness (Kesadaran), Artinya pengemudi harus mempunyai kesadaran diri dimana pengemudi harus memiliki pengetahuan tentang berkendara     secara aman , baik dan benar. Pengetahuan dan pemahaman yang tepat dalam hal berkendara dengan benar, akan mampu meminimalisir kecelakaan     lalu lintas. Intinya pengemudi juga harus bisa mengenali batas kemampuan dirinya sendiri dalam berkendara.

3.    Attitude (Perilaku), Artinya perilaku pengendara berperan penting dalam mengendalikan dalam berkendara. Hal ini lebih menegaskan pentingnya cara     pandang bahwa sebagai pengendara tidak boleh egois dan mau menang sendiri, karenanya yang harus diutamakan adalah kepentingan umum.     Pengemudi yang memiliki sikap dan mental baik, akan bersedia saling bergantian bila mendapati antrian di jalanan.

4.    Anticipation (Antisipasi), Artinya pengemudi diharuskan melakukan antisipasi dengan segala kemungkinan yang dihadapi. Dengan sikap antisipasi yang     tepat terhadap sesuatu yang terjadi saat berkendara akan mempengaruhi keselamatan berkendara.

No comments:

Post a Comment

POSTINGAN POPULER