Saturday, 21 December 2019

GANGGUAN SAAT MENGEMUDI


Banyak yang harus diperhatikan saat berkendara. Pengendara harus selalu memperhatikan sekitar kendaraan. Dan harus memastikan pengguna jalan lain mengetahui keberadaan kita dan apa yang akan kita lakukan. Ada penelitian dari perusahaan asuransi di Pennsylvania Amerika Serikat dengan memeriksa data dari Sistem Pelaporan Analisis Fatality. Untuk di Indonesia bisa diterapkan seperti ini. Dari hasil penelitian tersebut “Gangguan Mengemudi” adalah penyumbang kecelakaan sekitar 25%. Dari hasilnya dapat diperoleh ada sepuluh “Gangguan Mengemudi” yang berbeda – beda.

10 Gangguan Mengemudi adalah sebagai berikut : 

1. Merokok (1%)
Hanya satu dari seratus kecelakaan yang berhubungan dengan aktifitas merokok saat mengemudi. Konsentrasi pengemudi bisa terganggu dengan aktifitas merokok ini, diantaranya adalah :
  • Saat mencari – cari rokok dan korek api.
  • Menyalakan rokok, hal ini memerlukan satu tangan untuk menyalakan korek api.
  • Ketika sudah menyala, perlu satu tangan untuk memegang.
  • Membuang abu rokok, saat membuang abunya ke luar bisa beresiko mata terkena abu.
  • Rokok lengket di bibir, saat rokok lengket di bibir seorang pengemudi berusaha untuk melepaskanya dan kadang bisa jatuh ke pangkuan pengemudi.
2. Obyek yang bergerak di dalam mobil (1%).
Obyek yang bergerak di dalam mobil seperti nyamuk, lalat dan hewan peliharaan dapat membawa pengemudi mengalihkan pandangan dari jalan. Konsentrasi dalam mengemudi akan terganggu.

3. Menggunakan perangkat / kontrol untuk mengoperasikan kendaraan (1%).
Pengemudi bisa terganggu konsentrasinya dengan melakukan seperti menyesuaikan cermin atau sabuk pengaman, meskipun memainkan peran yang relatif kecil dalam kecelakaan mobil terkait gangguan. Hal ini bisa dilakukan sebelum kendaraan yang dikemudikan sudah berjalan.

4. Mengatur kontrol audio dan AC (2%).
Mengotak-atik radio atau menyesuaikan AC untuk sesaat pun merupakan faktor dalam sejumlah kecil korban jiwa lalu lintas.

5. Makan dan Minum (2%),
Setiap mobil mempunyai cupholders, dan jika menggunakanya dapat menjadi sumber dari gangguan.

6. Menggunakan atau meraih perangkat yang berada di dalam mobil (2%).
Kita semua tahu bahwa menggunakan perangkat seperti ponsel bisa mengalihkan pikiran kita dari tugas mengemudi. Tapi ternyata bahkan meraihnya bisa menimbulkan kecelakaan serius.

7. Penumpang lain yang ada di mobil (5%). Orang lain di dalam mobil dapat menempatkan permintaan utama pada perhatian pengemudi saat mengemudi, yang bisa mengakibatkan tabrakan.

8. Di luar kendaraan ( orang, objek atau kejadian) (7%).
Ternyata melihat sesuatu atau seseorang di luar mobil, seperti melongo karena kecelakaan atau orang-orang di mobil lain, malah lebih merupakan gangguan daripada orang yang duduk di kursi penumpang.

9. Penggunaan ponsel (12%).
Penggunaan ponsel di saat mengemudi merupakan penyumbang penyebak terjadinya kecelakaan di peringkat kedua. Yang pasti saat melakukan komunikasi lewat Ponsel konsentrasi pengemudi akan terganggu. Disamping itu satu tangan pengemudi dipakai untuk memegang ponsel tersebut.

10. Melamun (pikiran kosong) (62%).
Sejauh ini, penyebab terbesar kematian akibat Gangguan terhadap pengemudi adalah pengemudi sendiri, yaitu pikiran pengemudi yang berkeliaran cukup lama sehingga menimbulkan kecelakaan dan kematian.

Meskipun 10 Gangguan ini memiliki tingkat kejadian yang sangat berbeda, yang menarik adalah mereka semua memiliki satu kesamaan. Salah satu faktor dalam setiap kecelakaan yang diakibatkan oleh Gangguan adalah pengemudi memperhatikan hal lain selain menyetir. Jadi apa yang menyebabkan begitu banyak pengemudi merasa bisa mengalihkan pandangan dan pikiran mereka dari jalanan?

Ada jawaban sederhana tapi berbahaya: terlalu percaya diri.

Banyak dari pengemudi yang merasa percaya diri atau sudah mahir dalam mengemudi dan melakukan sesuatu seperti yang di atas tanpa menyadari jika apa yang dilakukan tersebut sangat berbahaya. Memang percaya diri boleh, tetapi jika dirasa bisa menyebabkan berbaya saat berkendara sebaiknya tidak perlu dilakukan.

Masalah lainya adalah keadaan pikiran lainnya seperti terburu-buru, frustrasi dan kelelahan. Hal ini dapat berkontribusi untuk mengalihkan pandangan dan pikiran Anda dari tugas mengemudi dan mempengaruhi keputusan Anda untuk melakukan sesuatu saat mengemudi yang akan meningkatkan risiko tabrakan Anda. Dari artikel diatas bisa kita ambil kesimpulan, memang penelitian yang dilakukan lokasinya jauh dari negara kita Indonesia. Dan data tersebut diambil dari kondisi geografis maupun budaya yang berbeda. Meskipun budaya maupun kondisi geografis yang berbeda tetapi perilaku pengemudi saat mengemudikan kendaraan tidak jauh beda dengan pengemudi di Indonesia. Jadi bisa kita ambil sebagai pengetahuan dan wawasan bagi seorang pengemudi. Bahwa dengan kondisi seperti di atas memang sangat membahayakan bagi pengemudinya sendiri. Untuk itu perilaku mengemudi yang aman sekiranya menjadi patokan bagi setiap pengemudi. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

POSTINGAN POPULER