Thursday, 19 October 2017

MENGENAL TENTANG BLIND SPOT DALAM BERKENDARA


Sebelum membahas tentang Blind Spot, kita akan membahas tentang Karakteristik pengendara secara Fisik yang dalam hal ini mengenai penglihatan pengemudi. Mata adalah bagian dari tubuh kita yang sangat fital fungsinya saat kita berkendara. Tanpa mata kita tidak bisa berkendara dengan benar. Bahkan buta warna pun akan kesulitan jika sedang mengendarai kendaraan. Hal ini berhubungan dengan rambu – rambu lalu lintas, jangan sampai salah dalam menerjemahkan warna rambu yang menyala. Di dalam memandang mata mempunyai bidang penglihatan. Di sini bidang penglihatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
•    Kerucut penglihatan tajam 3° sampai 10° disekitar pusat pandangan yang biasanya digunakan untuk membaca, terfokus pada objek yang dilihat.
•    Kerucut cukup jelas 10° to 12° disekitar pusat pandangan warna dan bentuk dapat terlihat dengan jelas, rambu dipinggir jalan terlihat.





•    Pandangan sekeliling 90° kekiri kanan pusat pandangan, adanya pergerakan disini masih terdeteksi. Sudut pandang semakin mengecil dengan bertambahnya kecepatan, khususnya kalau melihat dari ruang kemudi seperti ditunjukkan dalam figure di bawah

 

Nah selanjutnya mari membahas tentang Blind Spot. Blind Spot dalam berkendara adalah bagian dari sekeliling kita yang tidak bisa kelihatan pada saat mengemudikan kendaraan, karena beberapa alasan seperti jangkauan pandangan yang terbatas pada cermin (spion) , terhalang oleh muatan yang dibawa. Semua kendaraan dari semua bentuk dan ukuran mempunyai Blind Spot. Biasanya semakin besar kendaraan, maka semakin besar Blind Spot nya. Bus dan truk blind spot nya lebih besar dari kendaraan kecil. Jadi letak Blind Spot tergantung kepada jenis kendaraan yang digunakan.
Blind Spot mobil penumpang adalah di sebelah kiri dan kanan pengemudi seperti ditunjukkan dalam gambar.

Untuk kendaraan box, truk dan truk peti kemas, pandangan melalui cermin tengah tidak ada jadi mereka tergantung kepada cermin pintu. Kendaraan yang tinggi seperti bus, truk tidak bisa melihat di sekitar mereka yang rendah. Blind Spot untuk kendaran – kendaraan jenis ini seperti pada figure di bawah


   
Truk dengan kereta gandengan dan truk dengan kereta tempelan juga mempunyai kelemahan dalam melihat kaca sepion terutama pada saat membelok, yang mengakibatkan pengemudi tidak bisa melihat apa yang terjadi di belakangnya, selain itu kendaraan lain juga bisa berjalan terlalu dekat di belakang truk trailer untuk berlindung dari terpaan angin. Dan hal ini sangat berbahaya sebab kendaraan yang di belakang tidak mengetahui kalau tiba-tiba truk trailer yang di depan mengerem kendaraannya. Sangatlah penting agar pengemudi trailer mengetahui jika ada kendaraan lain berada di belakang. 

Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan yang terkait dengan Blind Spot, maka langkah – langkah untuk meminimalkan adalah sebagai berikut : 


•    Memanfaatkan secara maksimal tiga buah cermin yang dipergunakan untuk memperluas pandangan pengemudi.
•    Pemeriksaan bahu, yang artinya saat kita akan mundur, mendahului, masuk jalur/ pindah jalur lain sebaiknya melakukan "tengokkan kepala" sesaat, lihat dan periksa secara langsung. Hal ini dilakukan untuk pemeriksaan pada area yang tidak terjangkau langsung oleh cermin atau spion.
•    Menggunakan cermin cembung untuk memperluas pandangan,
•    Menggunakan beberapa cermin sekaligus, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan disekeliling kendaraan,
•    Menggunakan cermin di belakang yang biasa digunakan pada minibus,
•    Penggunaan kamera video sehingga dapat melihat kondisi di belakang kendaraan secara lebih jelas, bahkan ada layar yang ditempatkan didashboard dilengkapi dengan lintasan yang akan dilewati. Menggunakan sensor jarak yang dipergunakan pada saat kendaraan sedang berjalan ataupun berjalan mundur. 


Dari artikel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mata sangat penting untuk seorang pengendara. Tanpa mata seseorang akan kesulitan dalam melakukan berkendara. Dengan demikian pandangan mata dalam berkendara masih terbatas yaitu dengan adanya spot yang tidak bisa kita lihat secara langsung maupun tidak bisa dilihat dalam jangkauan dari cermin atau spion. Sebaiknya kita lebih berhati - hati dalam berkendara dan tidak percaya penuh dengan perlengkapan yang ada di kendaraan yaitu cermin atau spion. Sebaiknya lebih waspada saat akan melakukan pindah jalur, mendahului, belok maupun berhenti. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

MENGENAL KARAKTERISTIK PEMAKAI JALAN


Karakteristik bagi pemakai jalan bervariasi dari satu orang ke orang lain, baik karakteristik mentalnya maupun karakteristik fisik pemakai jalan. Dalam merancang lalu lintas perlu dipahami karaktaristik pengguna agar bisa menggunakan semua variabel karakteristik pengguna jalan dalam merencanakan, mengoperasikan serta mengendalikan lalu lintas yang aman, efisien dan berwawasan lingkungan. Karakteristik pengguna jalan merupakan bagian yang sangat penting untuk diketahu oleh para perencana lalu lintas. Pemahaman karakteristik pengguna jalan perlu dibedakan antara pengguna kendaraan dan pejalan kaki.

Karakter pemakai jalan disini terdiri dari karakteristik Mental dan karakteristik Fisik :


A. Karakteristik Mental
Ada empat karakteristik yang mempengaruhi mental seorang pengemudi, yaitu :
1. Kecerdasan/ Inteligensi.
Kecerdasan / Inteligensi adalah kemampuan berurusan dengan bagaimana mempelajari dan menangani situasi - situasi yang baru. Secara umum, kecerdasan (inteligensi) merupakan suatu konsep abstrak yang diukur secara tidak langsung oleh para psikolog melalui tes inteligensi untuk mengestimasi proses intelektual / kesanggupan mental untuk memahami, menganalisis secara kritis cermat dan teliti, serta menghasilkan ide-ide baru secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan kajian - kajian tentang terjadinya kecelakaan dan bagaimana cara mengantisipasi serta cara menangani. Semakin tinggi kecerdasan akan semakin baik menganalisis keadaan untuk mengambil langkah mengemudikan kendaraan yang lebih tepat. 


2. Motivasi.
Pertimbangan motivasi untuk melakukan perjalanan merupakan bagian dasar perencanaan lalu lintas. Motivasi dipengaruhi oleh kelelahan suasana batin pengemudi dan kejenuhan sehingga pengemudi menjadi kurang hati-hati dan beresiko terhadap kecelakaan. Upaya meningkatkan motivasi dilakukan melalui pendekatan keagamaan, pendidikan, reward dan punishment kepada pengemudi. Punishment bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum melalui penegakan hukum yang tegas. Untuk perusahaan angkutan umum atau supir perusahaan dilakukan dengan penetapan aturan perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan. Untuk pelaksanaannya dapat menggunakan sistem informasi moder yang memanfaatkan satelit GSM, tapi dilain pihak untuk meningkatkan motivasi perlu memberikan insentif.


3. Belajar.
Untuk bisa mengendalikan kendaraan dalam lalu lintas dengan sempurna, pengguna jalan senantiasa harus meningkatkan keahliaannya dan pengetahuannya. Semakin berpengalaman seorang pengemudi semakin mulus mengemudikan kendaraannya dan semakin rendah pelanggaran yang dilakukannya, dengan catatan bahwa pengemudi senantiasa diawasi oleh aparat, dan diambil tindakan kalau melakukan pelanggaran. 


4. Emosi.
Emosi seorang pengemudi akan mempengaruhi keputusan yang akan dibuatnya atas dasar pengalaman yang dimilikinya, kecerdasannya serta pengendalian yang dilakukan atas jalanya operasional lalu lintas. Usia seseorang juga mempengaruhi emosi dalam berlalu lintas. Seorang pejalan kaki yang sedang menyeberang akan mempunyai reaksi yang berbeda antara kelompok orang tua (manula), kelompok orang dengan usia produktif dan kelompok usia anak-anak. 


B. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik yang paling penting dari seorang pengemudi adalah kemampuannya untuk bisa melihat dengan jelas objek tetap berupa jalan maupun object yang jalan. Untuk alat bantu dalam mengawasi object tersebut dengan perlengkapan penglihatan yang ada di kendaraan misalnya cermin atau spion. Meskipun dalam kendaraan dilengkapi dengan spion, atau perlengkapan lainya misalnya sensor dan sebagainya, sebaiknya kita sebagai pengendara tidak mempercayakan penuh terhadap perlengkapan tersebut. Ada istilah titik yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan spion atau cermin, dalam hal ini disebut Blind Spot. Mengenai Blind Spot akan dijelaskan pada postingan selanjutnua.


Setelah kita membaca mengenai karakteristik pemakai jalan, maka bisa diambil kesimpulan bahwa dalam berkendara setiap pengendara mempunyai karakteristik secara mental dan fisik. Dari kedua karakteristik ini yang menjadi kunci supaya kita berkendara dalam keadaan aman. Semoga bermanfaat untuk kita semua

SELIP (SKID) PADA KENDARAAN

Untuk artikel ini saya akan membahas tentang Selip (SKID) atau kehilangan traksi. Yang dimaksud dengan Selip adalah suatu kondisi dimana hilangnya kontrol pada kendaraan. Kondisi selip ini ditandai dengan berubahnya arah kendaraan yang disebabkan berkurangnya cengkeraman dari ban. Sebelum penjelasan Selip (SKID), akan saya jelaskan instilah traksi. Traksi adalah gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara dua permukaan tanpa mengalami selip. Traksi antara dua permukaan bergantung pada beberapa faktor, di antaranya:Komposisi material antara dua permukaan, Luas kontak antara dua permukaan (pada traktor, track type memiliki traksi yang lebih tinggi dibandingkan roda karena memiliki luas permukaan yang lebih besar), Bentuk makroskopik dan mikroskopik kedua permukaan (misal: alur ban mobil dan tingkat kekasaran aspal), Adanya kontaminasi, termasuk pelumas dan adhesive, Gerakan relatif antara dua permukaan, misalkan ban mobil yang bergerak di atas tanah mungkin akan menggeser permukaan tanah sehingga mengurangi traksi, Adanya gaya normal (umumnya terjadi pada dua benda yang bersentuhan dan memiliki arah tegak lurus bidang sentuh). Nah setelah mencoba memahami tentang traksi kita kembali ke selip.

Selip ini ada tiga jenis yang perlu diketahui :
1. Breaking SKIDS, terjadi karena pengereman yang terlalu kuat sehingga roda terkunci / berhenti berputar. Biasanya kondisi ini terjadi jika pengemudi kaget & panik saat mengetahui situasi yang membahayakan muncul di depan secara tiba - tiba, sehingga pengemudi secara reflek menginjakkan rem dengan kuat. Mengatasi Breaking SKID ini adalah dengan konsentrasi saat berkendara, mengatur kecepatan saat berkendara dimana mengetahui situasi di sekitar berarti bisa mengira - ngira kecepatan yang diperlukan.


2. Power SKIDS, terjadi karena akselerasi yang terlalu banyak / mendadak. Hal ini dikarenakan pengendara meginjakkan pedal gas secara penuh. Untuk mengurangi terjadinya skid, pengendara perlu mengurangi tekanan di pedal gas hingga ban memperoleh traksi.

3. Cornering SKIDS, terjadi dikarenakan olah kemudi yang kasar di saat menikung. 
Corner SKIDS ini ada dua jenis yaitu:
  • Understeer, terjadi ketika traksi roda depan jauh lebih kecil dibanding roda belakang, meskipun kemudi tetap dibelokkan mobil masih terasa terdorong keluar tikungan. Untuk lebih mudahnya memahami adalah mobil tidak mau untuk dibelokkan meskipun kemudi sudah diputar secara penuh.. Efek dari understeer akan memperbesar radius putar.
          Penyebab dari Understeer ini adalah:
          a. Akselerasi kasar di tikungan
          b. Olah kemudi kasar di tikungan.

          Untuk mengantisipasi Understeer adalah :
          a. Jangan menambah putaran kemudi,
          b. Mengurangi tekanan gas & sehalus mungkin memindahkan bobot kendaraan ke depan,
          c. Mengurangi putaran kemudi hingga mendapatkan traksi kembali.
  • Oversteer, terjadi karena berkurangnya traksi roda belakang, lebih kecil dibanding roda depan sehingga bagian belakang kendaraan bergeser melebihi bagian depan kendaraan. Bila kendaraan menikung melebihi yang diinginkan berarti mengalami Oversteer. Dengan oversteer akan terjadi bobot kendaraan berpindah ke depan, bagian belakang kendaraan    lebih ringan, berkurangnya traksi roda belakang.
      Penyebab dari Oversteer ini adalah:
      a. Mengerem sambil menikung, 
      b. Akselerasi kasar saat menikung, 
      c. Melepas pedal gas tiba - tiba di tikungan. 

      Untuk mengantisipasi Oversteer adalah:
      a. Menghindari akselerasi atau deselerasi secara tiba - tiba, 
      b. Counter steer (arahkan ke arah yang dituju sebelumnya), 
      c. Jangan panik & menginjak rem.

Nah dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jika berkendara di tikungan maupun di jalan yang lurus sebaiknya kita lebih waspada dan mengatur kecepatan yang kita bisa mengendalikan secara refleks supaya tidak terjadi Selip (SKID). Berkendaralah secara aman. Semoga bermanfaat untuk kita semua

Tuesday, 17 October 2017

POPULASI DI INDONESIA MENEMPATI PERINGKAT EMPAT (4) DUNIA



Dengan semakin meningkatnya populasi di Indonesia sampai tahun 2017 menunjukkan semakin padatnya wilayah di Negara Indonesia ini. Sampai saat ini populasi Indonesia menduduki peringkat ke 4 dari 233 Negara yang dilakukan perhitungan berdasarkan perkiraan oleh Perserikatan Bangsa – Bangsa pada tanggal 14 September 2017 berdasarkan sumber Worldometers (www.Worldometers.info).

Jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 264.092.362 pada hari Kamis, 14 September 2017, berdasarkan perkiraan terakhir Perserikatan Bangsa-Bangsa.
  • Penduduk Indonesia setara dengan 3,51% dari total populasi dunia.
  • Indonesia menempati urutan keempat dalam daftar negara (dan dependensi) menurut populasi dari 233 negara yang telah didata.
  • Kepadatan penduduk di Indonesia adalah 146 per Km2 (377 orang per mi2).
  • Luas lahan total 1.812.108 Km2 (699.658 mil persegi)
  • 54,7% penduduknya perkotaan (144.200.189 orang pada 2017)
  • Usia rata-rata di Indonesia adalah 28,6 tahun. 

Negara-negara di dunia berdasarkan populasi (2017)

Daftar ini mencakup negara dan wilayah. Data berdasarkan perkiraan terakhir dari Populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.


Penduduk Indonesia (2017 dan tahun sebelumnya)
Berdasarkan populasi penduduk dari tahun sebelumnya sampai tahun 2017 :
  • Dari tahun 1995 sampai tahun 2017 populasinya meningkat menjadi kurang lebih 340%
  • Untuk prosentase kenaikan per tahunya semakin menurun.
  • Peringkat populasi Indonesia dibilang stabil menduduki peringkat ke 4 Dunia.
Perkiraan Penduduk Indonesia
Berdasarkan data yang diperoleh dari PBB Indonesia masih akan menduduki peringkat ke 4 dunia dari populasi dunia
  • Sampai tahun 2035 Indonesia mengalami penurunan kenaikan populasi per tahunya sebanyak 0,63%.
  • Dan tahun 2040 Indonesia akan menempati peringkat ke 5 Dunia dari populasi Dunia sampai tahun 2050.
  • Tahun 2050 kenaikan populasi per tahun menurun menjadi 0,25%.
Sumber : Worldometers (www.Worldometers.info)

POSTINGAN POPULER