Karakter pemakai jalan disini terdiri dari karakteristik Mental dan karakteristik Fisik :
A. Karakteristik Mental
Ada empat karakteristik yang mempengaruhi mental seorang pengemudi, yaitu :
1. Kecerdasan/ Inteligensi.
Kecerdasan / Inteligensi adalah kemampuan berurusan dengan bagaimana mempelajari dan menangani situasi - situasi yang baru. Secara umum, kecerdasan (inteligensi) merupakan suatu konsep abstrak yang diukur secara tidak langsung oleh para psikolog melalui tes inteligensi untuk mengestimasi proses intelektual / kesanggupan mental untuk memahami, menganalisis secara kritis cermat dan teliti, serta menghasilkan ide-ide baru secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan kajian - kajian tentang terjadinya kecelakaan dan bagaimana cara mengantisipasi serta cara menangani. Semakin tinggi kecerdasan akan semakin baik menganalisis keadaan untuk mengambil langkah mengemudikan kendaraan yang lebih tepat.
2. Motivasi.
Pertimbangan motivasi untuk melakukan perjalanan merupakan bagian dasar perencanaan lalu lintas. Motivasi dipengaruhi oleh kelelahan suasana batin pengemudi dan kejenuhan sehingga pengemudi menjadi kurang hati-hati dan beresiko terhadap kecelakaan. Upaya meningkatkan motivasi dilakukan melalui pendekatan keagamaan, pendidikan, reward dan punishment kepada pengemudi. Punishment bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum melalui penegakan hukum yang tegas. Untuk perusahaan angkutan umum atau supir perusahaan dilakukan dengan penetapan aturan perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan. Untuk pelaksanaannya dapat menggunakan sistem informasi moder yang memanfaatkan satelit GSM, tapi dilain pihak untuk meningkatkan motivasi perlu memberikan insentif.
3. Belajar.
Untuk bisa mengendalikan kendaraan dalam lalu lintas dengan sempurna, pengguna jalan senantiasa harus meningkatkan keahliaannya dan pengetahuannya. Semakin berpengalaman seorang pengemudi semakin mulus mengemudikan kendaraannya dan semakin rendah pelanggaran yang dilakukannya, dengan catatan bahwa pengemudi senantiasa diawasi oleh aparat, dan diambil tindakan kalau melakukan pelanggaran.
4. Emosi.
Emosi seorang pengemudi akan mempengaruhi keputusan yang akan dibuatnya atas dasar pengalaman yang dimilikinya, kecerdasannya serta pengendalian yang dilakukan atas jalanya operasional lalu lintas. Usia seseorang juga mempengaruhi emosi dalam berlalu lintas. Seorang pejalan kaki yang sedang menyeberang akan mempunyai reaksi yang berbeda antara kelompok orang tua (manula), kelompok orang dengan usia produktif dan kelompok usia anak-anak.
B. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik yang paling penting dari seorang pengemudi adalah kemampuannya untuk bisa melihat dengan jelas objek tetap berupa jalan maupun object yang jalan. Untuk alat bantu dalam mengawasi object tersebut dengan perlengkapan penglihatan yang ada di kendaraan misalnya cermin atau spion. Meskipun dalam kendaraan dilengkapi dengan spion, atau perlengkapan lainya misalnya sensor dan sebagainya, sebaiknya kita sebagai pengendara tidak mempercayakan penuh terhadap perlengkapan tersebut. Ada istilah titik yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan spion atau cermin, dalam hal ini disebut Blind Spot. Mengenai Blind Spot akan dijelaskan pada postingan selanjutnua.
Setelah kita membaca mengenai karakteristik pemakai jalan, maka bisa diambil kesimpulan bahwa dalam berkendara setiap pengendara mempunyai karakteristik secara mental dan fisik. Dari kedua karakteristik ini yang menjadi kunci supaya kita berkendara dalam keadaan aman. Semoga bermanfaat untuk kita semua
No comments:
Post a Comment